Guru Besar Ft Perkenalkan Rancangan Dai5 Cfd Dalam Mengetahui Realitas Hakiki

Depok, 10 Maret 2025. Universitas Indonesia (UI) mengukuhkan Prof. Ir. Ahmad Indra Siswantara, Ph.D., sebagai guru besar tetap dalam bidang ilmu Computational Fluid Dynamics (CFD), Fakultas Teknik (FT) pada Rabu (5/3) di Balai Sidang, Kampus UI Depok. Pada upacara pengukuhan yang dipimpin oleh Rektor UI Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU., ini, Prof. Ahmad membacakan pidato pengukuhannya yang berjudul “DAI5-CFD sebagai Jalur Ilmiah Menuju Realitas Hakiki: Allah, Sang Maha Esa, Pencipta Segala”.

Dalam pidatonya tersebut, Prof. Ahmad menyinari bagaimana ilmu pengetahuan dan keimanan dapat saling memperkaya dan membimbing manusia dalam memperoleh kebenaran yang hakiki. Ia menyampaikan, ilmu yang sejati tidak mampu dipisahkan dari keimanan. Keimanan memperlihatkan kesadaran bahwa ada keteraturan dalam alam semesta, setiap fenomena yang dipelajari mempunyai karena dan tujuan, serta hukum-hukum fisika bukanlah sesuatu yang bangun sendiri, melainkan bagian dari tata cara yang lebih besar yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta.

Oleh alasannya itu, beliau memperkenalkan desain DAI5 CFD, yakni suatu pendekatan yang memadukan kedalaman berpikir ilmiah dengan kesadaran akan eksistensi dan keteraturan yang diciptakan oleh Allah, Sang Maha Esa, Pencipta Segala. “DAI5, kependekan dari Deep Awareness of I, Intention, Intial-Thinking (about the problem), Idealization dan Instruction-Set, ialah sebuah kerangka berpikir yang aku kembangkan untuk memastikan bahwa setiap proses penyelesaian persoalan dalam sains, utamanya CFD, tidak cuma berorientasi pada hasil teknis, tetapi juga mempunyai kesadaran yang lebih mendalam kepada makna dan tujuan ilmu itu sendiri,” ujar Prof. Ahmad.

Lebih lanjut beliau menjelaskan, DAI5 terdiri dari lima langkah utama yang saling berafiliasi, ialah langkah awal ialah Deep Awareness of I (Kesadaran Diri yang Mendalam), menyadari siapa kita dalam konteks penelusuran ilmu. Kita bukan sekadar individu yang mengolah data dan persamaan, tetapi insan yang mempunyai kesadaran akan keteraturan semesta. Langkah kedua yakni Intention (niat), ilmu yang dipelajari harus mempunyai niat yang benar, ialah untuk mengerti alam dan mengambil faedah darinya, bukan sekadar memburu prestasi atau teknologi tanpa arah.

Langkah berikutnya yaitu Initial Thinking, yaitu sebelum memulai perkiraan dan simulasi, kita mesti mengerti dengan benar dilema yang ada, mengidentifikasi prinsip-prinsip dasarnya, dan memutuskan bahwa pendekatan kita tidak menyimpang dari hukum-hukum alam yang sudah ditetapkan oleh Sang Pencipta. Langkah keempat yaitu Idealization, dalam tahap ini, kita membangun model dan perkiraan yang kongkret, yang tidak cuma akurat secara ilmiah tetapi juga tetap memikirkan keberlanjutan, adat, dan imbas luas dari ilmu yang kita kembangkan.

Terakhir, Prof. Ahmad menyebutkan Instruction Set, yakni eksekusi penyelesaian dilaksanakan dengan tetap menjaga kesadaran dan tanggung jawab, menentukan bahwa ilmu yang dihasilkan tidak cuma bermanfaat bagi diri sendiri namun juga untuk masyarakat dan dunia secara keseluruhan. Ia menyebutkan, melalui DAI5 CFD, manusia tidak cuma membangun solusi ilmiah yang lebih baik, tetapi juga memastikan bahwa ilmu tersebut mempunyai makna dan tujuan yang lebih tinggi.

“Saya ingin menegaskan bahwa ilmu yang sejati adalah ilmu yang tidak cuma menjelaskan fenomena, namun juga membawa kita lebih dekat terhadap pemahaman akan realitas hakiki. DAI5 CFD yakni upaya untuk menyatukan sains dan keimanan, sehingga kita tidak cuma menjadi ilmuwan yang pintar, tetapi juga ilmuwan yang mempunyai kesadaran dan tanggung jawab,” ujar Prof. Ahmad yang akrab disapa Prof. DAI.

Prof. DAI merupakan dosen Teknik Mesin FTUI yang mempunyai kepakaran dalam bidang CFD, konversi energi, dan metode numerik. Sepanjang kariernya, dia sudah berkontribusi dalam aneka macam observasi yang berkonsentrasi pada pemodelan pemikiran fluida, meningkatkan secara optimal tata cara energi, serta penerapan teknologi energi berkesinambungan. Sebagai seorang akademisi yang produktif, Prof. DAI sudah mempublikasikan beberapa paper yang berkontribusi signifikan dalam bidang CFD.

Beberapa penelitiannya, meliputi analisis numerik fatwa fluida pada turbin angin dan turbin air, reactor pirolisis serta fluid catalytic cracking. Publikasi dan risetnya terus menawarkan imbas faktual terhadap pengembangan teknologi dan keberlanjutan energi. Saat ini, Prof. DAI juga tengah menyebarkan CFD-AI, suatu pendekatan kreatif yang memadukan CFD dengan Artificial Intelligent (AI) untuk memodelkan dan memprediksi sikap aliran fluida dengan lebih akurat dan efisien.

Selain itu, dalam upaya mendukung transisi energi berkesinambungan, dia turut mengembangkan teknologi energi terbarukan lewat perancangan prototipe Mobile Refinery Power Plant, yang mempergunakan biomassa selaku bahan baku untuk menghasilkan biofuel. Inovasi ini dibutuhkan dapat menjadi penyelesaian energi terbarukan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Sebelum dikukuhkan selaku Guru Besar ke-21 UI yang dikukuhkan pada 2025, Prof. DAI telah menamatkan pendidikan Sarjana Teknik Mesin di FTUI pada 1991. Kemudian, pada 1997 ia sukses menerima gelar Doctor of Philosophy dari Teknik Mesin Universitas Teknologi Malaysia. Pada upacara pengukuhannya tersebut turut hadir Dosen Tetap Fakultas Teknologi Mesin dan Dirgantara ITB Dr. Ing. M. Agoes Moelyadi, S.T., M.Sc.