Kaji Dilema Kesehatan, Mahasiswa Ui Raih Undergraduate Achievement Award

Depok, 14 Februari 2025. Helena Arnetta Puteri, mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) menjadi mahasiswa sarjana kedokteran pertama dari Indonesia yang meraih penghargaan “ESPE Undergraduate Achievement Award 2024” dalam ajang 62nd Annual Meeting of European Society for Paediatric Endocrinology (ESPE), yang berlangsung di Liverpool, Inggris, tahun lalu. Ia menerima penghargaan ini bareng mahasiswa kedokteran yang lain yang berasal dari Jerman, Inggris, dan Belanda.

Helena sukses menjadi 1 dari 6 mahasiswa sarjana berprestasi di dunia yang memperoleh apresiasi ESPE Undergraduate Achievement Award, berkat pencapaian ilmiah luar biasa di bidang endokrinologi anak. Ia menerima grant eksklusif juga kesempatan untuk menghadiri ESPE Annual Meeting yang ialah salah satu pertemuan ilmiah ternama dalam bidang endokrinologi pediatrik.

Rektor UI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU, menyampaikan apresiasinya kepada Helena atas prestasinya di kancah internasional. “Menjadi satu dari enam mahasiswa terbaik di dunia merupakan prestasi luar biasa yang diraih oleh Helena Arnetta Puteri. Gagasannya di bidang endokrinologi anak tentu tidak cuma berfaedah bagi kesehatan masyarakat Indonesia, tetapi juga dunia. UI akan terus mendukung talenta-talenta terbaik negeri untuk meraih prestasi akademik sampai mampu berkompetisi di kancah internasional,” ujar Prof. Heri.

Menurut Helena, prestasinya ini dilatarbelakangi ketertarikannya kepada masalah kesehatan Hiperplasia Adrenal Kongenital (HAK), yakni kelainan genetik yang memengaruhi bikinan hormon kelenjar adrenal dan dapat berpengaruh serius pada kemajuan dan perkembangan anak. “Di Indonesia, walaupun program skrining bayi baru lahir untuk HAK mulai dikembangkan pada 2024, tingkat pengetahuan tenaga kesehatan perihal HAK masih rendah,” ujar mahasiswa FKUI angkatan 2018 tersebut.

Dalam ajang tersebut, Helena mempresentasikan dua penelitian berjudul “Bridging Gaps in Congenital Adrenal Hyperplasia Care: Insights from General Practitioners’ Knowledge, Attitudes, and Experience in Indonesia” dan “Towards Universal Congenital Adrenal Hyperplasia Newborn Screening in Indonesia: Knowledge, Perspectives, and Experience of Pediatric Residents and Pediatricians”. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui tingkat wawasan, sikap, dan sikap tenaga kesehatan kepada HAK, serta mengidentifikasi aspek yang perlu ditingkatkan dalam training dan pendidikan klinis, berdasarkan survei terhadap lebih dari 1000 dokter umum, residen seorang ahli anak, dan dokter spesialis anak.

Di bawah tutorial Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Prof. Dr. dr. Aman Pulungan, Sp.A, Subsp.End, FAAP, FRCPI (Hon.), studi multisenter ini juga melibatkan Global Pediatric Endocrinology and Diabetes (GPED) dan para hebat internasional, seperti Prof. Aman Pulungan; Dr. dr. Herqutanto, M.P.H., M.A.R.S; dan dr. Ghaisani Fadiana, SpA(K) dari FKUI; Dr. dr. Agustini Utari, Sp.A, Subsp.End, M.Si,Med dari Universitas Diponegoro; Professor Jean-Pierre Chanoine dari University of British Columbia, Vancouver, Kanada; serta Professor Diane Stafford dari Stanford University, Amerika Serikat.

“Kami berharap penelitian ini mampu menjadi langkah awal dalam memajukan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan di Indonesia, serta mendukung pelayanan kesehatan anak, khususnya terkait HAK. Terima kasih kepada para guru dan pembimbing, khususnya Prof. Aman Pulungan, yang sudah menanamkan ilmu, mendorong inovasi, dan menjadi sumber inspirasi yang tak ternilai. Semoga penelitian ini dapat menawarkan manfaat konkret bagi pasien HAK, tenaga kesehatan, dan penduduk Indonesia,” kata Helena.

Atas capaian Helena, Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH., MMB turut besar hati dan menawarkan apresiasi. “Selamat kepada Helena Arnetta Puteri atas pencapaiannya yang membanggakan. Semoga donasi ilmiah ini mampu memotivasi mahasiswa lain untuk terus berprestasi di kancah internasional dan menawarkan dampak kasatmata bagi kesehatan belum dewasa di Indonesia dan dunia,” ujar Prof. Ari Fahrial.