Depok, 27 Maret 2025. World Health Organization (WHO) mencatat bahwa Indonesia menempati peringkat kedua dunia sehabis India dalam jumlah perkara Tuberculosis (TBC). Indonesia menyumbang sekitar 10% dari total kasus TBC global. Sementara itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) juga menerbitkan data yang menawarkan bahwa Indonesia memiliki prevalensi TBC yang sungguh tinggi dan menjadi masalah kesehatan paling besar di Indonesia.
Salah satu daerah yang rentan ialah kawasan kepulauan, dengan jalan masuk berita dan pelayanan kesehatan yang terbatas. Berlatar belakang problem tersebut, Tim Pengabdi Universitas Indonesia (UI) dari Fakultas Farmasi (FF) melaksanakan program dedikasi masyarakat di Desa Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, pada Februari kemudian. Kegiatan bertajuk “Pengembangan Media Edukasi Penyakit Tuberkulosis dan Pengobatannya di Desa Pulau Panggang, Kepulauan Seribu” ini bertujuan untuk mengedukasi penduduk terkait pencegahan dan pengobatan Tuberkulosis (TBC) yang dikala ini menjadi persoalan kesehatan masyarakat signifikan di Indonesia.
Menurut Ketua Tim Program Pengmas UI, apt. Nisa Maria, M.Farm., TBC tercatat sebagai satu dari sepuluh penyakit tertinggi di Pulau Panggang. Untuk menghalangi dan menurunkan angka penyakit tersebut, Tim Pengabdi memberikan edukasi terkait penyakit TBC, penyebab, gejala, serta pentingnya pengobatan yang tepat untuk menangkal penyebaran penyakit ini. Selain itu, acara ini memperlihatkan jalan masuk kesehatan bagi penduduk melalui investigasi kesehatan gratis.
“Kegitan ini dimulai dengan penyuluhan mengenai penyakit TBC dan cara pengobatannya, yang diikuti dengan sesi tanya jawab antara peserta dan Tim Pengabdi UI. Setelah penyuluhan, dikerjakan pengecekan kesehatan secara gratis yang meliputi pemeriksaan tekanan darah, kadar hemoglobin (Hb), kolesterol, asam urat, dan gula darah,” kata apt. Nisa.
Kegiatan pegabdian ini dipimpin oleh Manajer Riset dan Pengabdian Masyarakat FFUI, Prof. Dr. apt. Anton Bahtiar, M.S., serta melibatkan dosen FFUI, yakni apt. Indri Yuliani, M.Farm. Klin.; apt. Annisa Lazuardi Larasati, M.Farm.; Prof. apt. Retnosari Andrajati, M.S., Ph.D.; dan Dr. apt. Febrina Amelia Saputri, M.Farm. Tim mahasiswa FFUI juga turut terlibat, di antaranya apt. Munawar Satria; Anhar Muflih, S.Farm.; Haqqi Islami Syafi’i, S.Farm.; Bealda Khairunnisa; Nathalia Graciella Anastacia; Aliyya Hanaa Naila; dan Luis Jerycho.
Prof. Anton menyebut bahwa aktivitas ini merupakan langkah pertama yang penting dalam upaya penyuluhan kesehatan terhadap masyarakat di Desa Pulau Panggang. Melalui acara pengmas ini, beliau berharap FFUI dapat menunjukkan bantuan faktual bagi kenaikan kesehatan masyarakat, khususnya dalam pencegahan dan pengobatan penyakit TBC.
Acara yang dilakukan di Kantor Kelurahan Pulau Panggang ini disertai oleh ratusan akseptor. Sebanyak 50 penerima pertama yang mengikuti pemeriksaan kesehatan menerima masakan sehat dan bingkisan berupa alat tulis, susu, dan multivitamin.
Sekretaris Kelurahan Pulau Panggang, Nur Alim, M.KM, mengatakan bahwa program ini sangat bermanfaat bagi penduduk karena dapat menolong warga mengerti keadaan kesehatan serta cara menghalangi dan mengobati penyakit TBC lebih awal. “Kami sangat mengapresiasi upaya FFUI dalam menunjukkan edukasi dan layanan kesehatan gratis. Ke depannya, kami berharap acara seperti ini mampu dilanjutkan semoga warga mampu terus mendapatkan manfaat,” ujarnya.