Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang tergabung dalam Tim FERIEND dan Tim Pharmabooth berhasil menjadi juara dalam “Kompetisi Healthon Pharmanova ITB 2025”. Tim FERIEND sukses menjangkau Juara 1 berkat inovasi “Segia” (Sehat dan Bahagia), sedangkan Tim Pharmabooth menjangkau Juara 2 untuk inovasi “Pharmabooth”.
Kompetisi Health Hackathon (Healthon) berjalan pada Oktober 2024 sampai Februari 2025. Ajang ini mengusung tema “Optimalisasi Keberterimaan Pasien dan Pelayanan Kesehatan Berbasis Teknologi (Telemedicine) untuk Meningkatkan Akses dan Kualitas Layanan Kesehatan di Indonesia”.
Para akseptor kompetisi dari banyak sekali universitas melalui banyak sekali tahap mulai dari pengerjaan absurd tentang teknologi dan bisnis dari inovasi yang diajukan, hingga ke tahap short pitch dan long pitch untuk mempresentasikan inovasi yang diusung.
Inovasi Segia—karya mahasiswa Fakultas Farmasi (FF) UI, yaitu Ellen Ashiana Djojo, Felicia Claresta, dan Rafi Anugrah Firdausi—dibentuk untuk meningkatkan jalan masuk layanan kesehatan bagi pasien geriatri lewat distribusi kotak obat akil yang terintegrasi dengan aplikasi pemantau kepatuhan obat. Aplikasi ini dilengkapi dengan alarm pengingat jadwal dan fitur ramah disabilitas, serta otomat pengecer untuk mempermudah saluran pasien di tempat terpencil.
Sementara itu, penemuan Pharmabooth dikembangkan oleh Nabila Najwa Nurisma dari Fakultas Kedokteran), serta Amira Puji Hastuti dan Morin Kristiani Panggabean dari Fakultas Kesehatan Masyarakat. Mereka berbagi vending machine yang menggabungkan layanan konsultasi dokter dan apoteker dengan penjualan obat lewat tata cara radio Very High Frequency (VHF). Teknologi ini dirancang untuk menjangkau kawasan dengan keterbatasan jalan masuk internet, sehingga masyarakat dapat menemukan layanan kesehatan dan obat-obatan dengan lebih mudah.
Menurut Nabila, konsep kreatif ini lahir dari urusan para lansia, adalah kesusahan dalam membeli obat yang diresepkan oleh dokter akibat jarak apotek yang jauh dan kanal internet yang terbatas. “Populasi lansia di daerah rural terus bertambah, tetapi akses layanan farmasi mereka terbatas. Melalui Pharmabooth, kami berupaya menawarkan layanan kesehatan yang lebih merata karena aplikasi ini gampang dioperasikan oleh lansia, jangkauannya sampai ke pelosok negeri, serta harga obat yang murah,” ujarnya.
Berkat kedua inovasi tersebut, Tim UI sukses menjuarai Kompetisi Healthon 2025. Rektor UI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU, menyampaikan apresiasinya terhadap kedua tim atas prestasi yang dicapai. Menurutnya, prestasi ini pertanda mahasiswa UI tidak hanya unggul di bidang akademik, tetapi juga mempunyai kesanggupan kreatif untuk menunjukkan penyelesaian konkret bagi urusan kesehatan di Indonesia.
“Kami sangat bangga dengan pencapaian luar biasa yang dicapai tim mahasiswa UI pada Kompetisi Healthon 2025. Semoga prestasi ini mampu menjadi inspirasi bagi mahasiswa yang lain untuk terus berkreasi dan berkontribusi dalam meningkatkan metode kesehatan di tanah air,” kata Prof. Heri.
Penulis: Humas Farmasi UI/Tim Direktorat Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional UI